Indonesian Chinese (Simplified) English

Pengenalan Tibetan Buddhism

Wajrayana atau kadang ditulis Vajrayana, adalah suatu ajaran Buddha yang di Indonesia lebih sering dikenal dengan nama Tantra atau Tantrayana. Namun banyak juga istilah lain yang digunakan, seperti misalnya: mantrayana, ajaran mantra rahasia, ajaran Buddha eksoterik. Wajrayana adalah merupakan ajaran yang berkembang dari ajaran Buddha Mahayana, dan berbeda dalam hal praktek, bukan dalam hal fil...

Pengenalan Tentang Palyul

Apa itu palyul? Palyul adalah salah satu 6 Biara Induk ari Sekolah Nyingma atau Tradisi Terjemahan Awal dari Buddhisme Tibet. Biara ini didirikan pada tahun 1665 di Provinsi Kham, Tibet Timur (sekarang Baiyu, Sichuan, China) oleh Kunzang Sherab, Pemegang Tahta Pertama Palyul. His Holiness Karma Kuchen Rinpoche (kiri), Pemegang Tahta ke-12 adalah Pemimpin Silsilah Palyul saat ini. Sebagaimana ya...

Selasa, 22 November 2016 09:36

Manfaat dan Pahala Persembahan

Written by
Rate this item
(0 votes)

Manfaat dan pahala melakukan persembahan terhadap objek pemujaan seperti tempat suci, kuil, altar Buddha, yang telah menjadi dasar mengumpulkan kebajikan dan memurnikan hambatan adalah sebagai berikut:
Seperti yang dinyatakan dalam harta yang diungkap oleh Terton Sangay Lingpa (Lama Gongdue):
"Mempratketkan cara persembahan dengan tubuh/perbuatan akan memurnikan hambatan tubuh yang terakumulasi sebelumnya dan selanjutnya tidak akan ternoda oleh masa yang akan datang; akan terbebas dari penyakit, akan dikagumi oleh setiap orang disekelilingnya; akan memiliki prilaku yang mengesankan; akan berhasil di setiap kegiatan yang dilakukan; dan akan memiliki kekuatan fisik yang besar dan banyak kualitas baik yang lainnya."

Dan juga, jika kita berusaha memberi persembahan ucapan dengan rasa bakti; hambatan ucapan yang terakumulasi sebelumnya akan dimurnikan dan selanjutnya tidak akan ternoda oleh masa yang akan datang; akan terkena cacat ucapan seperti gagap, kebisuan dan lain lain. and kekuatan ucapan akan meningkat dan akan memiliki kualitas ucapan yang tak terhitung seperti ucapan menenangkan dan sejenisnya.

Persembahan yang tekun melalui pikiran akan memurnikan semua hambatan pikiran yang terakumulasi sebelumnya dan selanjutnya tidak akan ternoda oleh masa yang akan datang; akan terbebas dari penyakit jantung seperti serangan jantung, dan lain lain. Dan akan mencapai apapun yang dicita-citakan.

Manfaat dan pahala lainnya diperoleh dari praktek persembahan yang rajin adalah: seseorang akan menjadi kaya dan sejahtera; seseorang akan memiliki hidup dengan panjang umur dengan banyak berkualitas tinggi dan lain lain.

Akhirnya, karena mengumpulkan banyak pahala, seseorang akan mendapatkan kumpulan kebijaksanaan, dan seseorang akan setidak-tidaknya terlahir sebagai dewa keberuntungan atau manusia dengan memiliki semua kualitas surgawi, dan lain lain. Dan selanjutnya akan menghasilkan dan meningkatkan banyak sifat-sifat bajik."

Dan juga, the Instructional teaching of Prosperity Prayers oleh Lagla Choe-Durb menyatakan:
"Jika kita mempersembahkan bahkan sebiji gandum kepada objek suci, hasilnya akan besar sekali."

Oleh sebab itu, penyebab utama orang kaya saat ini adalah buah dari sedikit persembahan yang mereka persembahkan di kehidupan lalu mereka.

Sebagai contoh, saat dahulu kala, kaisar di dunia yang dikenal sebagai Ngalaynu memiliki keberuntungan dan kekuatan bajik untuk menaklukkan provinsi di seluruh benua dari empat penjuru dan bahkan setengah dari tahta Raja Indra (raja dari alam dewa). Ini juga hasil dari pahala yang diperoleh dari mempersembahkan tujuh buah kacang kepada Buddha yang dikenal sebagai Soed Chab.

Selanjutnya, suatu waktu di sebuah desa yang disebut Zang-jayd, hiduplah seorang perumah tangga yang bernama Lug, yang memiliki kebajikan yang besar dan keberuntungan yang bahkan sekilas tampak akan mengisi gudang kosongnya dengan barang. Istri, anak, menantu perempuan, pelayan dan pembantunya, berenam dari mereka juga mempunyai akumulasi kebajikan dan keberuntungan yang sangat banyak yang mereka dapat melakukan apa saja yang mereka inginkan. bahkan jika sejumlah makanan dijatuhkan di tangan meraka, secara spontan meningkan menjadi ratusan bahkan ribuan kantong.

Akhirnya, akumulasi pahala yang besar telah membawa mereka berenam dekat dengan Buddha yang imana mereka menerima ajaran ajaran dan mencapai pencerahan.

Jika kita ingin mengetahui, perbuatan apa yang telah mereka lakukan sehingga berbuah demikian; pada suatu ketika di Varanasi, selama pemerintahan Raja Tshang-Jin, di sana telah mengalami kemiskinan selama sepuluh tahun. Pada saat itu, seorang perumah tangga meendapatkan secangkir beras dengan menyapu di gudang Raja yang kosong. Kemudian saat memasaknya, seorang biksu tiba untuk meminta sedekah, dan perumah tangga tersebut langsung berpikir: "Itu sia sia jika saya mempunyai bagian dari sedikit makanan ini, kematian pasti untuk saya, cepat atau lambat dengan kelaparan." Berpikir begitu, dia berencana membagikan makanannya kepada biksu. Dia kemudian menceritakan ide tersebut kepada istri, anak, menantu perempuan, pelayan dan pembantunya, yang merespon dengan baik, ingin memberikan persembahan yang sama dari bagian mereka. Jadi, dengan niat yang sama mereka mempersembahkan sedikit nasi kepada biksu.

Melihat keyakinan yang besar dan kebaikan dalam diri mereka, biksu tersebut menunjukkan kualitas tertingginya kepada mereka, karena Beliau adalah seorang arahat secara nyata. Lalu mereka memberi hormat dan berdoa kepadanya dengan rasa bakti yang mendalam. Dengan demikian, dengan kekuatan pahala ini, gudang yang kosong secara langsung terisi dan kemiskinan di negara tersebut telah terselesaikan. Sejak itu dan seterusnya, keenam anggota keluarga tersebut selalu terlahir sebagai orang kaya dan makmur di setiap kali kelahiran kembali mereka, dan mereka tdak pernah menghadapi dirampas bahkan sedikitpun tidak pernah dan tidak pernah pernah dilanda kemiskinan selamanya. Dengan cara ini, mereka akhirnya mengambil kelahiran kembali pada masa Buddha Sakyamuni dengan keberuntungan yang sangat besar.

Demikian pula, di tempat yang dinamakan NgyenYod, seorang anak lai-laki dengan tanda mulia yang sempurna lahir di sebuah rumah tangga. Hujan berupa bunga mengiringi selama kelahirannya sebagai tanda keberuntungan yang penuh harapan, dan kelak dia menjadi seorang pertapa dan mencapai tingkat arahat. Ini juga merupakan hasil yang tidak langsung dari persembahan dengan keyakinan yang besar oleh seorang laki-laki yang miskin pada suatu ketika di kehidupan sebelumnya, yang mana ia sungguh-sungguh dan imaginatif mempersembahkan bunga yang dhihiasi kepada Tiga Permata (Buddha, Dharma, Sangha). Dinyatakan bahwa dia terlahir di keluarga yang kaya untuk sembilan puluh satu generasi dan hujan berupa bungan mengiringi pada setiap kesempatan kelahirannya.

Dengan cara yang sama, suatu waktu seorang lelaki tua yang miskin pergi ke membajak sawah dengan membawa sebuah mangkok berisi bubur untuk makanannya, tetapi sementara waktu dia melihat penduduk desa mempersembahkan apa yang mereka miliki kepada Buddha dan mengakumulasi pahala. Dengan melihat ini, dia menjadi kecewa mengingat kesalahannya berkomitmen di masa lalu. Buddha mengetahui hal ini dan pergi menuju kepadanya dan meminta sedekah bubur. Lelaki tua tersebut dengan suka cita memberikan persembahan. Buddha memberkahi mangkok bubur yang dipersembahkannya dan mengubahnya menjadi banyak. Kemudian seluruh rombongan pengikut Buddha memakan bubur tersebut dengan cukup dan meninggalkan tempat dengan membuat doa berkah yang besar untuk orang tua tersebut. Setelah itu, gandum emas tumbuh di sebidang tanah milik orang tua tersebut. Walaupun, Raja Sel-Gyel yang serakah menyita gandum emas dari orang tua  tersebut dan memberikan gandum biasa sebagai gantinya, yang mana juga berubah menjadi gandum emas dan gandum emas yang disita oleh Raja berubah menjadi gandum biasa. Sejak saat itu, penyebab kemiskinan orang tua tersebut telah terselesaikan dengan pahala yang masih harus dibayarkan dari persembahan semangkok bubur kepada Sang Buddha.

Suatu waktu Brahmana, melihat sebuah lobang kecil yang robek di jubah Buddha, mempersembahkan sepotong pakian kecil yang dia punya dan memohon untuk menambalkan lobang yang robek. Buddha menyetujiunya dan dia dengan sangat senang sekali. Kemudian, dengan jasa pahala kebajikan ini dia diramalkan mencapai pencerahan pada masa mendatang.

Lagi, suatu waktu istri pertama seorang Brahmana mempersembahkan bahan makanan yan memiliki sensasi cita rasa yang sempurna sebagai sedekah kepada seorang Pratyeka Buddha. Oleh karena itu, dia mengambil kelahiran kembali selama lima ratus generasi diberkahi dengan sensasi fisik seperti seperti para dewi. Kelak di kelahirannya kembali, dia menjadi Permaisuri dari Raja sel-Gyel dikenal sebagai Permaisuri Threng-Denma. Istri kedua yang mempersembahkan bahan makanan memiliki penamilan yang sempurna. Oleh karena itu, dia mengambil kelahiran kembali selama lima ratus generasi diberkahi dengan penampilan fisik yang sempurna dan menjadi Permaisuri dari raja Sel-Gyel dikenal dengan Permaisuri Yar-Tshuelma.

Suatu waktu seorang perumah tangga dikenal sebagai Tobdhay, seorang anak yang beruntung diberkahi dengan tanda-tanda moral kebajikan dilahirkan. Anak tersebut memiliki hiasan anting emas yang berharga dari kelahirannya, yang mana sebagai akibat dari persembahan yang dilakukan dia ketika dia terlahir sebagai saudagar pada satu kehidupan sebelumnya, dia mempersembahkan perhiasan anting yang berharga kepada Buddha Yoed-Sung untuk memperbaharui sebuah Stupa yang tua. Setelah itu, dia lahir dengan hiasan permata anting di telinganya di setiap kelahirannya.

Suatu waktu seorang anak perempuan yang jelek dilahirkan dengan lupa di seluruh tubuh di sepasang keluarga perumah tangga, dan mereka mengasuhnya secara diam-diam menyembunyikan dari dunia luar. Ketika dia tumbuh jadi besar dia diusir oleh orang tuanya, dan kemudian dia pergi ke tempat lain berkeliaran dengan kesedihan. Sementara itu, Ananda melihatnya dan bertanya: "Kenapa anda terlihat sangat sedih?" Dia menjelaskan semuanya dengan rinci. Kemudian Ananda mengerti permasalahannya, memberikan kepadanya cairan saffron wangi dan berkata kepadanya: "Oleskan pada Stupa Relik Buddha dan itu akan menyembuhkan kusata anda dan memurnikan hambatan-hambatan." Dia mengikuti nasihat dari Ananda, dan akibatnya dia terbebaskan dari penyakit kulitnya dan bentuk cacat lainnya, dan menjadi secantik dewi.

Bahkan pikiran kebijaksanaan yang luar biasa dari Arahat Shariputra adalah hasil dari kebajikan doa-doanya dan persembahan yang dilakukan pada satu kehidupan sebelumnya yang mana dia dilahirkan sebagai seorang istri Brahmana yang dikenal sebagai Zhibmo, dan mempersembahkan sebilah pedang dan jarum kepada seorang biksu yang tersadarkan untuk menjahit jubah.

Dan kekuatan ingatan yang tajam dari Ananda, yang dapat mengingat dengan hati seluruh isi text kitab suci tanpa lupa, adalah disebabkan oleh hasil kebajikan dari persembahan yang dilakukannya kepada seorang Arahat di kehidupan sebelumnya. Dia hanya mempersebahkan sebuah mangkok sedekah, tapi dengan cara ini:
"Seperti mangkok sedekah diisi dengan sedekah, Seperti mangkok sedekah mendasar kuat dan kokoh pada matras, Semoga Dharma mulia dalam pikiran saya dihargai selamanya!"

Kemudian, persembahan dan doa-doanya sebagai hasilnya.

Juga merupakan suatu keuntungan mempersembahkan doa-doa aspirasi untuk suatu persembahan seperti yang dinyatakan: "Doa aspirasi apapun yang dilakukan, itu akan membawa hasil yang dicita-citakannya."

Seorang yang berbudi luhur yang rajin berupaya dalam memberikan persembahan adalah seperti sebuah permata yang berharga, yang mana dapat secara spontan memenuhi keinginan dan aspirasi semua orang.

Sutra permohonan dari Raja Sel-Gyel menyatakan:
"Dengan mencat Stupa Sang Buddha dengan bubuk kapur; Seseorang akan dilahirkan di alam dewa atau manusia dengan umur panjang, Akan terbebaskan dari penyakit fisik mental dan kesedihan lainnya, Dan akan selalu diberkahi dengan kedamaian dan kemakmuran hidup."
"Dengan mempersembahkan lonceng pada kuil tempat suci dan Stupa, Seseorang akan diberkahi sebagai ahli pidato, ketenaran agung, Suara melodi dan kemampuan mengngat kehidupan lampau, Berbagai hiasan istimewa akan dapat dicapai.
Semoga pikiran saya diisi dengan Dharma yang mulia! Seorang yang bijaksana yang memegang tasbih dengan keyakinan dan rasa bakti pada Stupa dan Kuil tempat suci dari orang yang tercerahkan akan mengakumulasi pahala yang besar yang mana setara dengan emas yang menghiasai tasbih dan batu permata."
"Orang yang mengikatkan pita pada Stupa dari orang yang tercerahkan akan menjadi berkuasa atas umat manusia dan dewa, Dan akan menikmati kebahagiaan terbesar, Dia akan mencapai tahapan pembebasan yang luar biasa pada akhirnya."

Seperti yang dinyatakan pada Manfaat dan Pahala dari Berpradaksina pada Stupa:
"Saat ini mempersembahan kepada saya dan persembahan kepada relik saya di kemudian hari, tidak ada bedanya sama sekali; pahala adalah setara."

Dari White Lotus Dharma:
"Walau hanya dengan mempersembahkan sekuntum bunga dengan hormat dan sikap tulus, Kepada Gambar Sang Buddha di dinding, Seseorang akan melihat jutaan Buddha secara berurutan."

Seperti yang dinyatakan dalam Sutra:
"Kebahagiaan dan kenyamanan apapun yang kita punya di bumi ini adalah berasal dari persembahan yang dilakukan kepada Tiga Permata, Oleh karena itu selalu berusahalah memberikan persembahan kepada Tiga Permata.



*Sumber dari Palyul Times Edisi Kelima Nov 2012

Dibaca 6347 kali Last modified on Selasa, 22 November 2016 10:17

Leave a comment

Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.

Three things cannot be long hidden: the sun, the moon, and the truth.

"Buddha"

Jadwal Acara

Copyright © 2016 - Palyul Nyingma Indonesia - All Rights Reserved

Pengunjung: 00000738