Tantra Dalam telah ditransmisikam dari Dharmakaya Buddha Samantabhadra sampai hari ini dalam tiga tahap yang berbeda: Niat Tercerahkan (atau pikiran) Silsilah dari para Buddha, Silsilah Dalam Simbolik dari Pemegang Kesadaran atau Vidyadhara, dan Silsilah Lisan Individu Manusia yang ditinggikan. Melalui tiga transisi inilah Tantra Batin memasuki dunia kita dan menemukan menemukan manusia pertama mereka (dalam penampilan setidaknya) penerima di Prahevajra, atau Garab Dorje. Tantra Dalam kemudian ditransmisikan oleh Prahevajra ke Manjushrimitra dan dari dia kepada Shri Singha. Pemegang silsilah ini mewariskan ajaran kepada Padmasambhava, Jnanasutra, dan Vimalamitra yang bersama dengan guru kelahiran Tibet Vairotsana, membawa garis keturunan dan ajaran ke Tibet. Garis keturunan dari Tantra Dalam dan Dzogchen terus turun hingga hari ini melalusi suksesi tak terputus dari Kama dan Terma, dan telah menghasilkan sejumlah meditator kesadaran agung, utama dan guru yang telah memegang garis keturunan dan membawa ajaran sampai membuahkan hasil. Serta pendiri silsilah awal tersebut, guru-guru tersebut termasuk Dua Puluh Lima Murid Padmasambhava, para Terton, Longchen Rabjam (Longchenpa 1308-1364), Patrul Rinpoche (1808-1887), Dodrubchen Rinpoche dan Ju Mipham (1846-1912).
Nyingma atau garus keturunan kuno adalah yang tertua daari tradisi Buddhisme Tibet. Meskipun sevara historis Buddhisme telah diperkenalkan di Tibet pada abad ke tujuh, pada masa oemerintahan Raja Songtsen Gampoi (617-698), itu hanya diteguhkan sepenuhnya pada masa pemerintahan Trisong Detsen (790-858). Sementara tradisi-tradisi Buddhis yang besar berkembang di India, Raja Trisong Detsen mengundang otang India ternama Pandita Shantarakshita untuk membantunya dalam meneguhkan agama BUddha di Tbet. Karena halangan di dalam pekerjaan mereka dan atas saran Shantarakshita, Sang Raja mengundang Padmasambhava (Pema Jungney dalam bahasa Tibet) ke Tibet, meminta dia untuk menenangkan kekuatan negatif dan halangan.
Bersama dengan Shantarakshita, Padmasambhava membangun Biara Samye yang terkenal di Tibet Selatan, yang menjadi pusat utama pembelajaran dan dimana sebagian besar teks-teks sanskerta dan sastra dari India pertama kali diterjemahkan kedalam bahasa Tibet. Di bawah arahan Padmasambhava dan Vimalamitra serta Vairotsana dan melalui upaya lebih dari seratus pandita Tibet dan India, Mahayoga, Anuyoga dan Atiyoga Tantra diterjemahkan ke bahasa Tibet bersama dengan sebagain besar ajaran Buddha yang kemudian dikenal sebagai Guru Rinpoche (Guru Mulia) adalah sangat penting terutama untuk silsilah Nyingma dan Buddhisme Tibet pada umumnya, yang memandang Dia sebagai Bapak Pendiri Agama Buddha Di Tibet. Ia juga dianggap oleh Nyingmapa sebagai Buddha Kedua.
Keturunan Nyingma mengkategorikan ajaran-ajaran Buddha dan jalan Buddhis lengkap menjadi Semibilan Yana atau Kenderaan. tiga pertama dari ini adalah Tiga Kenderaan Umum: Shravaka Yana, Pratyekabuddha Yana dan Bodhisattva Yana (Mahayana). Kemudian diikuti oleh Tiga Tantra Luar: Kriya Tantra, Upa (charya) Tantra dan Yoga Tantra. Dan terakhir ada Tiga Tantra Dalam : Mahayoga, Anuyoga dan Atiyoga. Enam pertama dari sembilan yana ini adalah umum untuk semua sekolah Buddhisme Tibet, sedangkan tiga bterakhir, Tantra Dalam adalah untyk garis keturunan Nyngma (sekolah lain memiliki presentasi yang sediki berbeda dari Tatra yang kebih tinggi, dalam bentuk Tantra Anuttarayoga).